Kamis, 17 September 2015

RENUNGAN

Semua yang ada di dunia ini memiliki potensi untuk dujadikan sebagai sarana renungan dalam menyingkap kebenaran, memperoleh kebijakan dan mengasah kepekaan. Bukankah Al Qur an memang menyuruh umat manusia untuk memikirkan apa yang mereka lihat dan temukan di lingkungan sekeliling agar bisa mencapai kebenaran?

Begitu pula dengan dunia fauna di sekeliling kita. Harun Yahya, cendekiawan muslim Turki itu berhasil meruntuhkan Teori Evolusi Darwin melalui perenungan terhadap dunia fauna. Hal ihwal binatang jelas menunjukkan bahwa ada Maha Pencipta dibalik semua ini. Dengan pengamatannya yang cermat terhadap dunia binatang, betapa banyak orang yang diantar oleh Harun Yahya untuk semakin memantapkan iman akan Keberadaan Tuhan Sang Pencipta.
Binatang-binatang tertentu ternyata memiliki kehebatan, kecangguhan, kecerdasan, ketangguhan, sikap bijak dan kelebihan-kelebihan lain yang sulit ditemukan pada manusia. Maka, ada saatnya manusia berkaca pada binatang. Berkaca kepada anjing dalam kesetiannya pada majikan; berkaca kepada keledai dalam kesabaran dan ketangguhannya; berkaca kepada semut dalam gotong royongnya; berkaca kepada merpati dalam keharmonisannya; dan seterusnya.
Ada saatnya pula binatang menjadi sindiran yang mengena untuk menggambarkan perangai manusia. Sangat banyak kata bijak, pepatah dan perumpamaan dari berbagai macam bahasa yang merupakan eksplorasi dari pengamatan terhadap kehidupan binatang. Dalam bahasa Indonesia: “Seperti anak ayam kehilangan indyknya” untuk menggambarkan sebuah kebingungan dan kegelisahan; ada pula “Malu-malu kucing” untuk menggambarkan rasa malu yang tidak jujur; “Serigala berbulu domba” untuk menggambarkan kelicikan. Ada juga ungkapan kejawa-jawaan: “Seperti belut kecemplung oli” untuk menggambarkan betapa licin dan liciknya seseorang.
Dalam bahasa Arab terdapat: “Lebih serakah dari semut”, “Lebih dungu dari dari keledai”, “Lebih pintar mencuri dibanding tikus”, dan lain sebagainya.
Kata-kata bijak itu tentu lahir dari interaksi panjang yang dialami manusia dengan binatang. Maka, jelas bagi kita bahwa binatang merupakan salah satu sumber inspirasi bagi manusia, baik untuk berinovasi, mengambil pelajaran, menggali kearifan ataupun sekedar membuat ungkapan-ungkapan jenaka yang menghibur.
Binatang, memang tidak hanya membantu manusia dalam menjalani beban hidupnya secara jasmani, tapi juga membantu mereka mendapatkan makanan rohani. Bahkan, pada awal Penciptaan, manusia sudah belajar pada binatang. Dalam Al Qur an Allah menceritakan bahwa putra nabi Adam, Qabil belajar pada burung gagak cara memperlakukan mayat Habil, saudaranya yang ia bunuh. (QS Al Maidah :27-31).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar